Selasa, 19 Juli 2016

MAKALAH MANAJEMEN OPERASI



BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Terdapat peningkatan pengakuan bahwa operasi harus menunjang perusahaan dalam menapai suatu posisi kompetitif di pasar. Operasi hendaknya bukan sekedar wadah menghasilkan produk dan jasa perusahaan, tetapi juga memberikan kekuatan kompetitif bagi bisnis. Seperti dikatakan sebelumnya, realisasi ini didorong oleh semakin bertambahnya persaingan dari manca negara, kebutuhan untuk peningkatan produktivitas, dan peninggkatan permintaan akan kualitas. Pencapaian keunggulan kompetitif melalui perbaikan untuk kerja operasi membutuhkan tangggapan srategi dalam operasi.
Kegiatan operasi didalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting. Kegiatan operasi meliputi kegiatan mengubah input menjadi output. Proses ini memberikan nilai tambah terhadap input yang semula tidak memiliki nilai guna menjadi memiliki nilai tambah. Suatu perusahaan harus memerhatikan proses yang terjadi dalam kegiatan operasi agar dapat berproduksi secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, perlu adanya trategi untuk dapat mewujudkannya.
Operasi dikemukakan setelah dilakukan perencanaan strategis untuk pemasaran, keuangan, dan manajemen umum. Akibatnya, kemampuan operasi tidak dipakai sebagai kekuatan bersaing dalam bisnis. Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggembangkan suatu strategi operasi sebagai suatu bagian yang terpadu dari strategi bisnis dan dengan memasukkan operasi sebagai mitra yang sederajat dalam menggembangkan dan menerapkan strategi bisnis.
Manajemen operasi merupakan kegiatan mengubah barang sehingga memiliki nilai guna yang dapat dihargai. Oleh sebab itu, seorang manajer harus mampu mengatur kegiatan operasional perusahaan yang meliputi pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, pemasaran dan keuangan.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MANAJEMEN OPERASI

Manajemen produksi yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan/koordinasi kegiatan orang lain. Kegiatan tersebut berguna untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya. Untuk mewujudkan proses produksi agar selalu berjalan dengan baik, maka dibutuhkan suatu manajemen yang bisa mengelola keseluruhan kegiatan produksi tersebut. Manajemen merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan suatu organisasi. Organisasi tidak akan mampu menjawab setiap tantangan yang timbul sebagai akibat dari perubahan teknologi[1], perubahan organisasi, dan lingkungan dalam aspek kegiatan industri jika tanpa adanya suatu manajemen yang efektif. Manajemen merupakan suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumberdaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[2] Produksi merupakan kegiatan untuk menambah atau menciptakan manfaat yang terdiri atas penambahan manfaat bentuk, manfaat waktu, dan manfaat tempat atau gabungan di antaranya. Oleh karena itu, manajemen produksi dapat diartikan sebagai proses manajemen yang diterapkan dalam kegiatan atau bidang produksi dalam sebuah perusahaan. Manajemen berperan untuk mengkombinasikan faktor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan produk dan jasa yang lebih berdaya guna melalui proses manajemen yang terdiri dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengendalian.
Beberapa jenis pengambilan keputusan dalam manajemen operasi :
1.      Proses, yaitu keputusan tentang proses fisik serta fasilitas yang dipakai
2.      Kapasitas, yaitu keputusan dalam menghasilkan jumlah, waktu, serta tempat yang sesuai
3.      Persediaan, yaitu keputusan mengenai persediaan yang dipesan
4.      Tenaga kerja, meliputi proses seleksi, rekruitmen, pelatihan, dll
5.      Kualitas, keputusan penetapan standar produksi, desain produk, keterampilan karyawan, dll.
Keputusan didalam manajemen sistem produksi:[3]
1.      Keputusan perencanaan strategis jangka panjang didalam sumber daya berkaitan dengan keputusan perencanaan strategis seperti sistem  pembekalan, penyimpanan serta logistik.
1.      Desain sistem produktif berkaitan dengan pemilihan desain rangkaian produk atau jasa. Mepertimbangkan bagaimana kegiatan produksi dibagi kepada pekerja menurut keahlian, biaya, alur proses, tata arus, serta susunan atas saran fisik.
2.      Keputusan implementasi operasional berkaitan dengan keputusan perencanaan atas kapasitas, site lokasi gudang, dan rencana ekspansi, dan waktu (harian, mingguan serta bulanan).
3.      Lokasi dan fasilitas produksi
Mempertimbangkan lokasi didirikannya pabrik dengan pasar, sumber tenaga kerja, material, dll.
4.      Layout dari fasilitas
Bagaimana sebuah pabrik dapat berproduksi secara efektif dan efisien.
Sifat proses produksi
            Penggolongan sifat proses produksi dibedakan 4 macam, yakni:[4]
1.      Proses ekstratif
Proses ekstratif, yakni proses produksi dengan mengambil bahan-bahan langsung dari alam.
2.      Proses analitik
Proses analitik, yakni proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang hampir menyerupai bentuk aslinya.
3.      Proses fabrikasi
Proses fabrikasi, yakni prose mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk.
4.      Proses saintek
Proses saintek menunjukkan metode pengkombinasian beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk.
Instrumen yang dipakai dalam mengubah semua sumberdaya untuk menghasilkan barang atau jasa.Ada 3 macam sistem didalam proses produksi :[5]
1.      Proses produksi yang berkelanjutan (continuous process)
Istilah proses terus-menerus digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan manufaktur dimana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang akan dipakai. Dalam hal ini, mesin melakukan operasi yang sama dalam waktu tidak terbatas.
2.      Proses produksi yang terputus-putus (intermittent process)
Istilah proses terputus-putus digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan manufaktur dimana mesin beroperasi dengan mengalami beberapa kali henti dan dirancang untuk membuat beberapa macam produk lain yang berbeda.
3.      Proses produksi yang bersifat proyek 
Istilah proses produksi yang bersifat proyek digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan manufaktur dimana, produksi hanya beroperaasi saat ada proyek saja.
Tujuan umum perusahaan adalah membuat suatu produk baik berupa barang maupun jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya dan menjual dengan harga yang wajar. Pada dasarnya pengertian manajemen operasi adalah penerapan ilmu manajemen untuk kegiatan produksi atau operasi agar dilakukan secara efisien. Dahulu manajemen operasi disebut manajemen produksi. Istilah produksi kadang diartikan sebagai kegiatan menghasilkan barang. Ini merupakan pengertian yang sempit, karena produksi juga dapat menghasilkan jasa dan dapat dilakukan oleh lembaga yang tidak mencari laba. Manajemen operasi telah mengalami perkembangan yang pesat karena perkembangan inovasi teknologi yang sangat cepat. Oleh karena itu kegiatan operasi harus memperhatikan prinsip efisiensi dan keinginan konsumen. Manajemen operasi tidak hanya sebagai alat untuk mengendalikan urutan input-output tetapi juga berlandaskan pada pendekatan sistem.
Ruang lingkup manajemen operasi adalah :
1. Aspek Struktural : memperlihatkan konfigurasi komponen yang membangun sistem MPO dan interaksinya,termasuk komponen bahan,tenaga kerja, peralatan dan modal.
2. Aspek Fungsional : terkait dengan manajemen dan organisasi komponen struktural maupun interaksinya mulai dari perencanaan, penerapan, pengendalian dan perbaikan agar diperoleh kinerja yang optimum.
3. Aspek Lingkungan : memperhatikan perkembangan dan kecendrungan yang terjadi di luar sistem. Sistem tergantung dari kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan sekitar baik masyarakat pemerintah, teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya, dll.
Peranan manajer operasi meliputi : 1) Perencanaan output, 2) Desain proses transformasi 3) Perencanaan kapasitas, 4) Perencanaan bangunan pabrik, 5) Perencanaan tata letak fasilitas, 6) Desain aliran kerja, 7) Manajemen persediaa, 8) Manajemen proyek, 9) Penjadwalan, 10) Pengendalian kualitas dan 11) Keandalan kualitas dan pemeliharaan.[6]

B.     RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASIONAL
Ruang lingkup manajemen operasional meliputi tiga bagian utama. Tiga bagian itu adalah perencanaan sistem produksi, pengendalian produksi dan sistem informasi produksi.

Perencanaan Sistem Produksi
Pada lingkup perencanaan sistem produksi, perencanaan sistem produksi dimulai dari proses perencanaan produksi. Tujuannya adalah untuk menghasilkan barang atau jasa yang dikehendaki yang sesuai dengan kebutuhan para konsumen, baik itu mengenai kuantitas, kualitas, harga dan waktu.
Dalam lingkup perencanaan sistem produksi, ada beberapa hal yang patut diperhatikan:
1.      Penentuan lokasi pabrik
2.      Penentuan tata letak fasilitas pabrik
3.      Perencanaan lingkungan kerja
4.      Persoalan persoalan standar

Pengendalian Produksi
Proses Produksi yang dijalankan oleh manajemen operasional adalah pengendalian yang berdasar pada perencanaan yang sudah diputuskan sebelumnya. Perencanaan produksi adalah dasar dalam melakukan pengendalian produksi, didalamnya mencakup berbagai kebijakan dan standar yang harus dipenuhi. Tapi, proses produksi yang sedang dijalankan harus diawasi suapaya tidak melenceng dari perencanaan yang telah disusun, terkendali seperti yang diharapkan. Dan perlu diingat, semua langkah pengendalian adalah untuk memaksimalkan keuntungan yang bisa diperoleh oleh perusahaan dengan mengurangi kesalahan kesalahan yang bisa merugikan.


1.      Pengendalian bahan baku
Bagaimana cara memindahkan barang didalam proses produksi dari bagian satu kebagian yang lain sehingga tidak mengganggu aktivitas produksi itu sendiri adalah suatu masalah yang umum terjadi pada proses produksi. Proses produksi bagaimana caranya tidak terganggu oleh keterlambatan bahan baku yang akan diproses untuk suatu produk.
Pengendalian bahan baku adalah ilmu dalam mengatur pemindahan, membungkus, serta menyimpan bahan baku pada berbagai macam bentuk. 
2.      Pengendalian biaya produksi
Umumnya analisis biaya digunakan dalam mencari tingkat keuntungan yang maksimal sehingga pada proses produksi ada penggolongan biaya produksi menjadi biaya variabel dan biaya tetap
Biaya variabel terbagi lagi menjadi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung sedangkan biaya overhead perlu dilihat lebih teliti lagi karena pada biaya overhead terdapat didalamnya biaya variabel dan biaya tetap dan bahkan juga biaya semi variabel, Dalam pengendalian biaya produksi, jenis jenis biaya tersebut harus dengan jelas diketahui karena pengaruhnnya terhadap keuntungan atau laba perusahaan sangat besar.
3.      Pengendalian tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja perlu mendapatkan perhatian serius, tenaga kerja perlu dikendalikan baik itu kuantitas dan kualitas tenaga kerja, dalam satu kasus, tenaga kerja yang berlebih akan mengakibatkan membengkaknya biaya dan penurunan produktivitas dalam kasus yang lain kekurangan tenaga kerja bisa menyebabkan proses produksi tidak berjalan maksimal.
4.      Pengendalian kualitas
Pengendalian kualitas adalah alat bagi manajemen operasional dalam memperbaiki ataupun meningkatkan kualitas produk barang atau jasa yang dihasilkan, dan mengurangi kuantitas barang yang gagal atau rusak dari proses produksi yang tentunya akan merugikan. Pengawasan terhadap kualitas dalam menentukan ukuran, cara ataupun persyaratan fungsional dari suatu produk dan spesifikasinya juga memerksa apakah prosedur dalam proses produksi telah sesuai standar mutu yang telah ditetapkan dalam menjaga kualitas.

5.      Pemeliharaan
Diperlukan upaya dalam pemeliharaan alat produksi untuk mencegah hasil produk dari proses produksi yang cacat tau tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan akibat alat produksi yang rusak. Tapi jika apabila produk yang dihasilkan masih juga ada produk cacat, mungkin pergantian alat produksi adalah opsi berikutnya yang perlu dipertimbangkan. Maintenance sangat penting, masalah teknis mengenai alat alat hendaknya ada bagian khusus yang mengaturnya.
Sistem Informasi Produksi
Sistem informasi produksi umumnya terdiri dari tiga bagian, Struktur Organisasi, Produksi Atas Dasar Pesanan dan Produksi Untuk Pasar
1.      Struktur Organisasi
Pengorganisasian adalah suatu proses didalam membangun hubungan antara komponen organisasi dengan tujuan organisasi agar seluruh aktivitas diarahkan menuju pencapaian sasaran tujuan dari organsasi. Komponen yang maksud adalah pekerjaan apa yang harusnya dijalankan, siapakah yang harus menjalankan pekerjaan tersebut dan apa saja alat yang nantinya akan dipergunakan dalam menjalankan pekerjaan itu.
2.      Produksi Atas Dasar Pesanan
Umumnya, konsumen ingin diperlakukan dengan cara yang berbeda beda antara yang satu dengan yang lain. Meskipun perusahaan sudah menciptakan produk secara reguler, namun nyatanya masih banyak permintaan dari konsumen yang berbeda yang ingin dilayani secara berbeda pula. Ini menjadi tugas khusus dari Manajemen Operasional, apalagi jika kapasitas produksi yang dimiliki ternyata masih jauh kuantitasnya daripada yang diminta oleh para konsumen.
3.      Produksi Untuk Pasar
Umumnya, perusahaan yang sudah mempunyai basis pasar yang baik akan melakukan aktivitas produksi secara regular. Produksi untuk pasar biasanya ditentukan oleh permintaan oleh konsumen, ntah itu konsumen yang sudah ada sebelumnya ataupun konsumen baru yang potensial.



C.    PERANAN OPERASI DALAM PERSAINGAN GLOBAL
Globalisasi berarti semakin menipisnya batas-batas antar negara karena kemajuan teknologi terutama di bidang komunikasi dan informasi . Di bidang ekonomi, era globalisasi ditandai dengan perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara yaitu AFTA 2003 dan Negara-negara Asian Pasifik APEC 2010 untuk negara maju dan 2020 untuk negara berkembang. Perdagangan bebas berarti barang dan jasa yang dihasilkan oleh Negara-negara Asia Tenggara dan Asia Pasifik bebas dipasarkan dan bersaing di masing-masing Negara. Konsumen bisa memilih berbagai alternatif barang dan jasa dengan harga yang murah. Bagi produsen hal ini bisa memicu persaingan yang kompetitif dan menjadi ancaman terhadap produk-produk dalam negeri sehingga bisa kalah bersaing dengan produk-produk impor.[7]
Oleh karena itu produsen dituntut untuk membuat barang berkualitas dengan harga yang relatif murah. Salah satu cara yang dapat ditempuh dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi pabrik. Dengan kata lain peningkatan produktivitas mutlak diperlukan dalam menghadapi era globalisasi. Adapun peran manajemen operasi dalam menghadapi era globlisasi atau era perdagangan bebas adalah :[8]
1.      Meningkatkan efisiensi&efektivitas produk (produktivitas)
2.      Meningkatkan fleksibilitas operasi pabrik
3.      Meningkatkan kualitas produk
4.      Menciptakan waktu tunggu yang relatif singkat & kapasitas produksi yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen.

D.    FUNGSI MANAJEMEN OPERASIONAL
Manajemen Operasional bisa diartikan sebagai sebuah tindakan pengelolaan sumber daya untuk sebuah proses produksi supaya memiliki hasil yang maksimal. Bermacam sumber daya dikerahkan semisal bahan baku, mesin, perlengkapan dan peralatan, tenaga kerja dan uang.
Dalam menjalankan fungsi operasi, dibutuhkan serangkaian aktivitas yang termasuk kedalam sebuah sistem. Dalam manajemen operasional umumnya terdiri atas 4 (empat) macam fungsi operasional :
1.      Fungsi proses, yang bersifat teknis, diantaranya berupa metode yang dipergunakan dalam pengolahan bahan
2.      Fungsi pengorganisasian tekhnik serta metode, dengan pengorganisasian ini, proses produksi bisa berjalan dengan efektif dan efisien
3.      Fungsi perencanaan bahan, termasuk penetapan kualitas dan kuantitas bahan
4.      Fungsi pengendalian atau pengawasan terhadap penggunaan bahan untuk proses produksi
Perkembangan akhir akhir ini menunjukkan perusahaan besar ataupun yang menengah mulai mengalami pergeseran yang awalnya bersifat statis menjadi lebih dinamis. Kondisi ini terpicu dengan makin menjamurnya penggunaan utilitas atau peralatan yang modern, kualitas hasil produksi yang semakin meningkat, reseach and development yang selalu digunakan dalam pengembangan desain produk, hal hal inilah yang kemudian dikembangkan menjadi suatu sistem manajemen operasional yang lebih dinamis, tidak kaku terhadap perubahan yang ada untuk mampu bersaing memenuhi kebutuhan konsumen.

E.   STRATEGI MANAJEMEN OPERASI
Schroeder, Anderson, dan Cleveland (1986) mendefisikan bahwa strategi operasiterdiri dari empat komponen : misi, tujuan, keunggulan khusus, dan kebijakan. Keempat komponen ini membantu menegaskan tujuan apa yang dicapai dan bagaimana akan mencapaitujuan itu. Hasil strategi akan membantu mengarahkan dalam pengambilan keputusan pada seluruh tahap operasi.
Definisi lain telah diberikan oleh Hayes dan Wheelwright (1984) yang mendefinisikan strategi operasi sebagai suatu pola yang konsisten dalam keputusan operasi. Sementara itu Hayes dan Wheelwright memberi tekanan pada hasil dari strategi operasi sebagai suatu polayang konsisten dalam pengambilan keputusan, Schroeder juga menekankan strategi operasi sebagai suatu yang mendahului pengambilan keputusan. Tetapi keduanya menyetujui bahwahasilnya adalah pola pengambilan keputusan yang konsisten.

Merumuskan Strategi Bisnis
Perumusan strategi adalah suatu proses yang dijalani perusahaan untuk menentukan bagaimana perusahaan untuk menentukkan bagaimana perusahaan akan bersaing dalam industrinya. Perumusan strategi mencakup penetapan tujuan dan pengembangan kebijakan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, strategi itu sendiri harus terkait dengan sekumpulan faktor-faktor eksternal seperti faktor ekonomi dan nilai-nilai masyarakat dan dengan faktor-faktor internal seperti kekuatan dan kelemahan perusahaan serta nilai-nilai pribadi para eksekutif kuncinya.[9]
Tugas manajer operasi adalah menerapkan startegi manajemen operasional yang dapat meningkatkan produktivitas, sistem transformasi dan memberikan keunggulan bersaingan. Selain itu manajer operasi dapat membangun dan mengelola fungsi-fungsi manajemen opersional yang memberikan kontribusi pada daya saing organisasi.[10]
Strategi operasi adalah  suatu strategi fungsional yang harus berpedoman pada strategi bisnis agar dapat menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam keputusan-keputusan operasi. Strategi operasi terdiri dari 4 komponen yaitu : misi (mission), tujuan (objectives), kemampuan khusus (distinctive competence) dan kebijakan (policy). Faktor-faktor yang mempengaruhi perlunya strategi operasi dalam suatu perusahaan adalah :[11]
1.      Dorongan oleh keinginan untuk menekan biaya (efisiensi) dan meningkatkan kualitas produk
2.      Melemahnya bargaining position dalam menghadapi suplier bahan baku, suku cadang/komponen.
3.      Saingan semakin kuat dalam pemasaran produk yang sama
4.      Ketiadaan/kelangkaan tenaga profesional untuk bidang keahlian tertentu dalam menciptakan kemampuan khusus.

Merumuskan Strategi Operasi
Menurut Wheewright dan Hayes dari Harvard, strategi operasi dapat menyokong strategi bisnis melalui salah satu dari peran utama. Perbedaan di antara peranan, seperti dijabarkan di bawah, terutama adalah keproaktifan operasi di dalam keseluruhan strategi bisnis perusahaan.[12]
a. Operasi sebagai sesuatu yang buruk tetapi diperlukan
Pada tinggkat ini, manajemen puncak melihat fungsi operasi sebagai keharusan yang patut disayangkan. Niat mereka adalah meminimumkan dampak negatif apa pun yang mungkin dimiliki oleh fungsi operasi pada strategi bisnis yang sudah ditetapkan sebelumnya. Aktivitas dan prosedur operasi tetap dibuat fleksibel untuk bereaksi terhadap perubahan di dalam strategi dan kemudian dimonitor melalui sistem pengendalian biaya dan kinerja yang rinci. Keuntungan dan potensi operasi diabaikan sepenuhnya.
b. Operasi berdasarkan diet pemeliharaan
Perusahaan melihat keharusan untuk membuat operasi tetap kompetitif dengan bagian industri  selebihnya. Sumber daya dialokasikan agar tidak ketinggalan dari pesaing, tetapi kontribusi potensial dari operasi bagi daya saing perusahaan tetap diabaikan.
c. Operasi bersama dengan fungsi-fungsi lain
Operasi, bersama dengan fungsi pemasaran, keuangan, dan fungs-fungsi lain,secra aktif menyokong strategi bisnis. Strategi operasi dirumuskan dan diikuti, dan investasi dibuat untuk memastikan bahwa operasi dapat tetap menyokong strategi bisnis.
d. Operasi sebagai senjata kompetitif
Pada tinggkat tertinggi ini, operasi telah menjadi senjata kompetitif untuk perusahaan. Tidak hanya strategi operasi, tetapi juga memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi yang merupakan dasar bagi strategi bisnis.

F.     PENTINGNYA FUNGSI OPERASIONAL PERUSAHAAN  
            Fungsi operasional dalam suatu perusahaan sangatlah penting untuk kelancaran perusahaan itu sendiri hal ini karena fungsi operasional yang tidak diatur dengan baik akan menimbulkan berbagai masalah. Seberapa pentingkah fungsi operasional perusahaan dapat kita analisis dari masing-masing objek mendasar dari fungsi operasional yaitu:
a.       Fungsi Operasional Sumber Daya Manusia
Fungsi operasional ini bertanggungjawab dalam merekrut dan menempatkan karyawan. Hal ni sangat perlu diperhatikan dalam sebuah perusahaan karena SDM adalah subjek atau pelaku dari suatu perusahaan. Apabila pelaku dari perusahaan itu itu tidak baik atau kurang kompeten maka akan mengakibatkan suatu masalah bagi perusahaan. Oleh karena itu diperlukan fungsi operasional SDM yang baik yaitu untuk:
1.      Memperoleh karyawan terbaik yang nantinya menjadi pelaku maupun penggerak perusahaan kearah yang lebih baik, meski pun fungsinya hanya untuk merekrut karyawan bawahan hal ini tetap mempengaruhi produksi sehingga juga mempengaruhi perkembangan perusahaan.
2.      Mengarahkan dan memotiasi karyawan, hal ini untuk mengarahkan karyawan dalam melakukan tugasnya dan serta memotivasi untuk terus meningkatkan kinerjanya
3.      Mengevaluasi, hal ini untuk melihat kinerja dari fungsi operasional yang telah berjalan apakah telah sesuai atau masih perlu diperbaiki.

b.      Fungsi Operasional Pemasaran
Fungsi ini bertanggung jawab apabila tidak adanya konsumen yang mau membeli produk yang ditawarkan, artinya fungsi ini bertanggujawab untuk membuat produk dapat diminati oleh konsumen. Sehinga pentingnya fungsi ini berkenaan dengan  beberapa konsep yaitu :
1.      Konsep produksi, dalam hal ini fungsi pemasaran adalah memastikan bahwa produksi dilakukan dengan baik sehingga menghasilkan produk berkualitas yang kemudian dapat menarik konsumen.
2.      Konsep produk, dalam hal ini fungsi pemasaran harus memastikan bahwa produk yang dipasarkan layak, berkualitas dan menarik.
3.      Konsep penjualan, fungsi pemasaran dalam konsep penjualan adalah dengan melakukan promosi untuk mendukung proses penjualan tersebut.
4.      Konsep Pemasaran, fungsi pemasaran dalam konsep ini adalah memastikan terpenuhinya kepuasan konsumen terhadapa pruduk perusahaan sendiri dibandingkan dengan produk perusahaan pesaing.

c.       Fungsi Operasional  Keuangan
Fungsi ini sangat penting dalam perusahaan karena merupakan komponen penggerak yang utama, artinya tanpa adanya kelancaran dalam fungsi ini maka pergerakan perusahaan juga akan terhambat fungsi ini pada dasarnya berhubungan dengan pendanaan atau permodalan perusahaan. Dalam hal ini fungsi operasional keuangan penting untuk:
1.      Untuk mendapatkan dana dengan cara efisien
2.      Untuk mengelola penggunaan dana secara efektif




BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.      Manajemen operasional adalah suatu usaha pengelolaan secara maksimal penggunan semua faktor produksi yang ada baik itu tenaga kerja (SDM), mesin, peralatan, raw material (bahan mentah) dan faktor produksi yang lainnya dalam proses tranformasi untuk menjadi berbagai macam produk barang atau jasa.
2.      Ruang lingkup manajemen operasional meliputi tiga bagian utama,yaitu perencanaan sistem produksi, pengendalian produksi dan sistem informasi produksi.
3.      Dalam menjalankan fungsi operasi, dibutuhkan serangkaian aktivitas yang termasuk kedalam sebuah sistem yang mencakup proses, pengorganisasian tekhnik serta metode, perencanaan bahan, dan pengendalian.
4.      Strategi operasional memadukan semua masukan dari berbagai jenis fungsi manajemen lainnya.
5.      Dalam kegiatan operasionalnya, suatu perusahaan memiliki fungsi operasional sumber daya manusia, fungsi operasional pemasaran, dan fungsi operasional  keuangan.








DAFTAR PUSTAKA

Manullang. M., Marihot. Manullang. 2001. Manajemen Personalia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Robbins, Stephen P. Coulter, Mary. 2010. Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Swastha, Basu. 2007. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Yamit, Zulian. 2011. Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: Ekonisia.
Universitas Gunadarma. 2014. Strategi Operasi. http://Elearning.gunadarma.ac.id. 7/10/7.56, diakses pada tanggal 20 November 2015.
Novia, Dina. 2013. Manajemen Operasi. http://dinanovia.lecture.ub.ac.id. 6/10/16.00, diakses pada tanggal 20 November 2015.


[1] Robbins, Stephen P. Coulter, Mary. Manajemen. (Erlangga, Jakarta: 2010). Hlm. 226
[2] Manullang. M., Marihot. Manullang.  Manajemen Personalia. (Gajah Mada University Press: 2001 Yogyakarta), hlm. 78

[3] Basu Swastha, Pengatar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern), (Liberty  Yogyakarta, Yogyakarta: 1988), hlm.  281
[4] Ibid, hlm.  282
[5] Ibid, hlm. 283
[6] Novia, Dina. 2013. Manajemen Operasi. http://dinanovia.lecture.ub.ac.id. 6/10/16.00, hlm. 1
[7] Novia, Dina. 2013. Manajemen Operasi. http://dinanovia.lecture.ub.ac.id. 6/10/16.00, hlm.2
[8] Ibid, hlm. 2
[9] Novia, Dina, hlm. 3
[10] Ibid,
[11] Ibid,
[12] Universitas Gunadarma. 2014. Strategi Operasi. http://Elearning.gunadarma.ac.id. 7/10/7.56, hlm. 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar